Friday 30 May 2014

0 Keutamaan-Keutamaan Tauhid (1)

Tauhid adalah dakwah semua rasul. Tauhid juga kunci dalam meraih surga. Begitu juga dalam beramal, tauhid menjadi pemegang syarat diterimanya suatu amalan, tanpa tauhid amalan tidak diterima. Sebaliknya, meninggalkan tauhid berarti menggugurkan semua amalan yang telah dikerjakan. (Lihat: tentang tauhid)

Allah subhanahu wa ta’ala telah menciptakan alam ini untuk beribadah kepadaNya
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepadaKu.”

Tauhid adalah inti dakwah para Rasul
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), ‘Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah taghut itu.” (QS. An-Nahl: 36)

“Dan Kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya, ‘Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang haq) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku’.” (QS. Al-Anbiya’: 25)

Setiap Rasul selalu melalui dakwahnya dengan perintah tauhid uluhiyyah. Sebagaimana diucapkan oleh Nabi Nuh as, Hud as, Shalih as, Syu’aib as, dan lain-lain,

“Hai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selainNya.” (QS. Al-A’raf: 59, 65, 73, 85)

“Dan ingatlah Ibrahim, ketika ia berkata kepada kaumnya, ‘Sembahlah olehmu Allah dan bertakwalah kepadaNya’.” (QS. Al-Ankabut: 16)

Diwahyukan kepada Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam,

“Katakanlah, ‘Sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepadaNya dalam menjalankan agama’.” (QS. Az-Zumar: 11)

“Katakanlah, ‘Aku ini hanya berdo’a kepada Rabbku dan aku tidak akan menyekutukanNya dengan sesuatupun’.” (QS. Al-Jin: 20)

Rasul selalu mantarbiyah pengikutnya dengan tauhid uluhiyyah sejak mereka kecil. Beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhu,

“Bila kamu memohon maka mohonlah kepada Allah dan bila kamu meminta pertolongan maka mintalah kepada Allah.” (HR. At-Tirmidzi, beliau berkata: hadits shahih)

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam sendiri bersabda,
“Saya diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi bahwa tiada ilah (sesembahan) yang haq kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Rasul memerintahkan kepada para sahabatnya untuk memulai dakwah dengan tauhid
Suatu ketika, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam mengutus Mu’adz bin Jabal, untuk meng-islam-kan sekelompok orang yang tinggal di negeri Yaman. Sebelum Sahabat Mu’adz bin Jabal berangkat, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam berpesan kepada Mu’adz,

“Ajaklah mereka agar mau bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah, dan bahwasanya aku adalah utusan Allah. Apabila mereka telah melakukan hal tersebut (bersyahadat) maka beritahulah kepada mereka bahwasanya Allah telah mewajibkan kepada mereka solat lima waktu sehari semalam. Lalu apabila mereka telah melakukan hal tersebut, maka beritahulah kepada mereka bahwasanya Allah telah mewajibkan kepada mereka untuk mensedekahkan harta mereka, yang sedekah tersebut diambil dari orang-orang kaya dari mereka, dan diberikan kepada orang-orang miskin dari mereka.“ (HR. Bukhori)

Mengikrarkan kalimat adalah syarat masuk Islam

Kewajiban awal seorang mukallaf ialah mengikrarkan tauhid ini serta mengamalkannya

“Maka ketahuilah tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu...” (QS. Muhammad: 19)

“Sembahlah Allah dan jangan kamu mempersekutukanNya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak...” (QS. An-nisa’: 36)

“Dan Tuhanmu telah memerintahakn kamu supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya...” (QS. Al-Isra’: 23)

“Katakanlah. ‘Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu dari Tuhanmu, yaitu janganlah kamu mempersekutukan kamu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapak...” (QS. Al-An’am: 151)

Tidak diterima semua amalan hingga tauhid ini terealisasi

“...seandainya mereka mempersekutukan Allah niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-An’am: 88)

“Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Az-Zumar: 65)

Keutamaan-Keutamaan Tauhid (2)


-Pokok-pokok Ajaran Islam yang Wajib Diketahui Setiap Muslim, Dr. Abdullah Al-Mushlih dan Dr. Shalah Ash-Shawi, Darul Haq
-Jalan Golongan Yang Selamat, Syaikh Jamil Zainu, Pustaka Salafiyyah

No comments:

Post a Comment

Berkomentarlah dengan penuh pertanggung jawaban